Daftar Burung Indonesia no. 2

Pendahuluan

IdOU (Indonesian Ornithologists’ Union), LIPI, Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI) dan Oriental Bird Club (OBC) bekerjasama mewujudkan sebuah buku yang paling bersejarah bagi perkembangan ornitologi di Indonesia yaitu Daftar Burung Indonesia no. 2 (DBI no. 2). Buku tersebut merupakan kelanjutan dari Buku DBI no. 1 yang diterbitkan tahun 1992. Dalam prosesnya, buku yang mulai digarap sejak tahun 2005 ini mendapatkan kontribusi dari para ahli perburungan di Indonesia, Malaysia, Jepang, Australia, Belanda, Inggris dan Amerika.

Buku setebal 160 halaman tersebut telah memasukkan dan mengklasifikasikan 1598 spesies burung di Indonesia. Yang menarik dari DBI no. 2 ini adalah, bahwa selama kurun waktu 1992-2007 telah terjadi penambahan 71 spesies baru dan mengeluarkan 6 spesies yang secara taksonomi terbaru dan kondisi penyebaran secara geografis dinyatakan tidak masuk di wilayah Indonesia. Buku tersebut juga mengungkapkan terjadinya pengurangan 12 spesies burung endemik di Indonesia. Adapun salah satu penyebab pengurangan tersebut adalah berubahnya status beberapa spesies endemik akibat pemisahan Timor Leste dari Indonesia.

Buku DBI no. 2 menggunakan landasan taksonomi dari buku daftar burung Peters’ sequence. Buku Peters’ sequence pertama kali diterbitkan pada tahun 1936 oleh Peters yang kemudian diperbaharui dan diikuti oleh banyak ahli taksonomi di seluruh dunia. Buku Peters’ sequence lebih mengedepankan klasifikasi berdasarkan morfologi dan geografis dalam membedakan spesies satu dengan yang lain. Dalam perkembangan lebih lanjut sejak ditemukannya DNA, beberapa ahli taksonomi memasukkan unsur-unsur analisa DNA menjadi faktor pendukung dalam melakukan klasifikasi bersama-sama dengan kajian morfologinya. Di seluruh dunia selain Peters’ sequence, juga terdapat Sibley Monroe sequence, Clements Sequence dan Howard & Moore sequence sebagai rujukan taksonomi.